“Jadi, siapakah pemuda yang kau sukai ini?” tanya sang Bulan.
“Aku tidak yakin untuk memberitahumu,” jawab Lyra ragu-ragu. “Kau terlihat mencurigakan.”
“Baiklah, kalau begitu,” ujar sang Bulan. “Aku akan menceritakanmu sebuah kisah. Tentang sang Matahari.”
Lyra mendapati bulan yang biasanya terdiam di langit berbicara padanya dan bahkan memiliki wajah. Sang Bulan menemani Lyra hampir setiap malam di atas atap rumah, mereka saling berbagi cerita dan bertukar sudut pandang. Ada satu persamaan di antara keduanya; mencintai dari jauh.
Ketika suatu peluang muncul, gadis itu dengan semangat menggapainya. Namun, ketika itu tentang cinta, ia hanya bergeming di tempat. Melalui obrolan-obrolannya dengan sang Bulan, Lyra mulai memikirkan kembali apa yang selama ini ia percayai tentang cinta dan takdir. Lyra mempertanyakan apakah ia akan berani untuk membuat takdirnya sendiri, atau hanya terus menunggu sampai Langit memberikan jalan untuknya?